Header Ads

20 Desa Deklarasikan SBS dan STBM

BANJARNEGARA- 18 desa mendeklarasikan diri sebagai desa stop buang air sembarangan (SBS) dan deklarasi 2 desa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Banjarnegara tahun 2016. Secara resmi  Deklarasi desa stop buang air besar sembarangan dan desa sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) dilaksanakan di Desa Aribaya Kecamatan Pagentan Kamis (8/12).
18 Desa yang akan mendeklarasikan SBS adalah Desa Gumingsir Kecamatan Pagentan, Desa Kemiri, Desa Karangmangu, Desa Bandingan, Desa Gembongan, Desa Singamerta,  dan Kelurahan Kalibenda Kecamatan Sigaluh.

Desa lainnya adalah Desa Gumelar, Desa Pagerpelah Kecamatan Karangkobar, Desa Kutawuluh Kecamatan Purwanegara, Desa Piasa wetan, Desa Kemranggon, Desa Panerusan Kulon Kecamatan Susukan, Desa Joho Kecamatan Bawang, Desa Majatengah Kecamatan Banjarmangu, Desa Klampok Kecamatan Klampok, Kelurahan Semampir dan Kelurahan wangon Kecamatan Banjarnegara.

Sedangkan  2 Desa STBM adalah Desa Pegundungan Kecamatan Pejawaran dan Desa Aribaya Kecamatan Pagentan.

Kepala Dinas Kesehatan Banjarnegara  Puji Astuti mengatakan tujuan dari deklarasi SBS dan desa STBM adalah sebagai bentuk pengakuan para pihak akan kesungguhan desa melaksanakan 5 pilar STBM serta bentuk pengakuan  para pihak akan kesungguhan desa melaksanakan pemicuan perubahan perilaku dengan pembuktian teraksesnya sarana sanitasi 100 persen.

“Setelah dinyatakan bebas sebagai desa bebas dari perilaku buang air besar sembarangan sehingga warga desa akan merasa nyaman menuju perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),” kata Puji.

Terpisah Penjabat Bupati Banjarnegara  Prijo Anggoro mengatakan Sanitasi merupakan salah satu faktor terbesar yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sanitasi dasar identik dengan penyediaan air bersih, jamban keluarga, sarana pengelolaan sampah dan sarana pembuangan air limbah.

“Sanitasi jika didukung dengan hygiene atau perilaku hidup bersih dan sehat, akan mampu menurunkan faktor risiko terjadinya penyakit berbasis lingkungan kepada masyarakat,” kata Anggoro.

Anggoro menambahkan Sanitasi bisa didukung dengan Hygiene atau perilaku hidup bersih dan sehat akan mampu menurunkan faktor risiko terjadinya penyakit lingkungan berbasis kepada masyarakat.

Studi WHO memberikan gambaran bahwa apabila akses masyarakat terhadap sanitasi dapat ditingkatkan maka akan menurunkan kejadian penyakit berbasis lingkungan sebesar 45 persen.

“Salah satu upaya yang ditempuh adalah memperbesar peluang bagi fasilitator atau tokoh masyarakat dan stake holder agar mampu melakukan fasilitasi dalam pemberdayaan masyarakat untuk mewujudkan lingkungan yang sehat, bersih, aman dan nyaman melalui pendekatan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM),” kata Anggoro.

Lebih lanjut Anggoro  mengatakan suatu masyarakat dikatakan  mencapai kondisi sanitasi total apabila seluruh komponen di dalam masyarakat melaksanakan 5 pilar STMB yaitu tidak BAB sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah rumah tangga dengan aman serta mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman .

Ditulis oleh:

No comments

Theme images by andynwt. Powered by Blogger.